Rabu, 14 Desember 2011

METAMORPHOSIS S L A N K @plur

Category: Sejarah | February 13, 2011 | by: slankadmin

Tahun 1997 formasi baru SLANK diresmikan. Bimbim (Drum), Kaka (Vokal), Ivanka (Bassis), Abdee Negara (Gitar), dan Ridho Hafiedz (Gitar). Di luar dugaan, formasi ini sedikit banyak mampu menghapus bayang-bayang Bongky, Pay, dan Indra Q. Minimal, SLANK dianggap bisa menemukan bentuk baru tanpa kehilangan ciri khas.
Album baru bertitel ”Tujuh” dilepas dengan mengandalkan single ”Balikin”. Lagu yang menandakan bahwa Bimbim, Kaka, dan Ivanka ingin rehat dan sehat dari ketergantungan narkoba. Ditambah dengan Abdee dan Ridho yang benar-benar bersih dari narkoba semakin menguatkan niat mereka. Album tersebut terjual satu juta copy hanya dalam hitungan minggu. Di tahun ini pulalah Bunda Iffet selaku Ibunda dari Bimbim mengambil alih jabatan menjadi Manajer Slank.
Setahun kemudian SLANK kembali melepas album baru, ”Mata Hati Reformasi”, dengan hits single “Ketinggalan Jaman”. Kali ini SLANK tampil jauh lebih garang dari album sebelumnya. Kegusaran anak muda melihat reformasi yang makin hari makin tidak jelas, menjadi tema sentral. Dan dimulai dari album ini, SLANK mulai menyisipkan souvenir (berbentuk liontin kalung logo SLANK) sebagai bonus pembelian album. Tujuan dari pemberian bonus ini adalah untuk menghindari pembajakan album yang semakin merajalela.
Bendera SLANK semakin gagah berkibar, tahun 1998, SLANK juga menyelenggarakan konser dengan judul ”Konser Piss 30 Kota” yang kemudian direkam secara live dan dijual ke pasaran. Ada bonus dua buah lagu baru yaitu ”Pintu” dan ”Makan Gak Makan”. Album ini banyak sekali mengambil tema lagu-lagu politik yang dimasukkan ke dalamnya. Hampir di setiap lagu, ada sedikit ”ceramah” dari Kaka maupun Bimbim. Selain Album live tersebut, pada tahun 1998 SLANK juga mengeluarkan album VCD Karaoke “Karaoke X-1 dan X-2″.
Tahun 1999 SLANK merilis double album yang diberi judul ”999+09”. Sebuah gerbrakan bagi musik Indonesia. Ada total 27 lagu yang dibuat dalam dua versi. Yaitu versi abu-abu dan versi yang biru. Versi yang biru memiliki single ”Bintang Kesiangan” dan ”Anak Mami” sedangkan versi abu-abu memiliki single ”Orkes Sakit Hati”, ”Ngangkang” serta ”Malam Minggu Lagi”. Bonus dari album ini adalah sebuah kantong kecil (seperti saku celana jeans dengan logo SLANK) yang biasa dipakai di ikat pinggang. Keluarnya double album ini semakin membuktikan bahwa SLANK masih dapat bertahan, dan mempertegas komposisi formasi ke-14 mereka.

Pada tahun 2000, SLANK menyatakan diri telah bebas dari narkoba. Hal ini bermula dari keinginan SLANK untuk sembuh sejalan dengan dimulainya millenium baru. Pada tahun 2001, SLANK sudah benar-benar sehat. Dan kemudian dirilislah album “Virus” dengan single “Virus”, “Jakarta Pagi Ini”, dan “#1”. Bonus dari album ini adalah sebuah tato dan kalender mini. Lagu bertema sosial juga dimasukkan di album ini. Keprihatinan SLANK tentang pembabatan hutan bisa ditangkap lewat lagu “Lembah Baliem”. Bahkan SLANK memasukan lagu daerah asal tanah Papua “Yamko Rambe Yamko” di akhir lagu Lembah Baliem. Di lagu “#1” dan “Symphaty Blues”, SLANK untuk pertama kalinya memasukkan unsur orkestra di lagunya. Erwin Gutawa digaet untuk membantunya mengisi unsur orkestra. Lagu #1 itu sendiri sengaja dipersembahkan untuk Bunda Iffet yang mampu membantu membebaskan SLANK dari jerat narkoba.
Sukses album “Virus”, SLANK langsung mengadakan konser Virus Road Show 22 Kota di Indonesia dan hasil livenya sendiri bisa didengar di album yang diberi judul “A Mild Live Slank Virus Road Show” dengan tambahan satu buah lagu baru dengan judul “I Miss You But I Hate You” dan bonus sebuah “Koran Koranan Slank” disetiap pembelian albumnya. Koran Koranan Slank atau biasa disebut KANS ini adalah cikal bakal lahirnya media bulletin yang bisa didapatkan secara berkala setiap satu bulan sekali.
Seperti gak mengenal lelah, SLANK lagi-lagi merilis album studio kesebelas nya yang diberi titel “Satu-Satu” pada tahun 2003. “Bulan dan Bintang”, ”Gara-gara Kamu”, dan ”Jembatan Gantung” menjadi hitsnya. Lagu Bulan dan Bintang juga masuk dalam soundtrack film ”Novel Tanpa Huruf R”. Bonus dalam album ini adalah sebuah kondom, sebagai simbol keikutsertaan SLANK dalam mendukung kampanye anti HIV/AIDS. Album ini juga diikuti dengan penghargaan AMI Award kategori Album Rock Terbaik.

SLANK kemudian menyelenggarakan ”Satu-Satu Live Tour” di kota-kota Indonesia. Beberapa lagu di konser tersebut dimasukkan ke album live ketiga mereka yang diberi titel ”Bajakan”.

Bajakan adalah bentuk kegelisahan SLANK terhadap para pembajak yang dengan mudah dan gampangnya mencuri hak cipta seorang pemusik. Lagu lagu yang direkam semuanya adalah live hasil konser di beberapa tempat dan event. Ada tiga lagu baru yang dimasukkan di album live ketiga Slank ini. ”That’s All”, yang direkam pada konser ”Satu-Satu Live Tour” ini menjadi single disusul ”Bendera 1/2 Tiang” yang direkam di studio ”Parah” di Potlot dan juga lagu hasil kolaborasi dengan group musik dari Korea Selatan berjudul ”South Asia”. South Asia direkam secara live bersama “Yoon Band” dari Korea. Lagu ini pernah dibawakan saat Slank bermain di Korea.

Yoon Band pun ikut berkolaborasi di lagu “I Miss You But I Hate You” milik SLANK yang direkam pada acara “Impresario”. Ada juga lagu dimana SLANK berkolaborasi dengan raja dangdut ”Rhoma Irama” di lagu “Balikin”. Hasil konser “Tiga Dimensi” pun dimasukkan kesini. Ending album Bajakan adalah “Sumpah Anti Pembajak” yang dideklarasikan SLANK bersama Slankers se-Indonesia. Bonus album ini adalah sebuah pick guitar.
Memasuki tahun 2004 SLANK menggelar konser bersama bernama “Road to Peace” 24 Kota. Yang menarik dari konser ini adalah, dibawakannya lagu-lagu baru yang belum pernah dibawakan dan hasil lagunya direkam secara live dan dijadikan album berikutnya. “Mars Slankers” dan “Salah” menjadi jagoan di album ini. Di album ini juga dimasukkan sebuah karya dari “Mochtar Embut” berjudul “Mars Pemilu” yang diaransemen menjadi aransemen rock oleh SLANK. Album ini konon disebut sebagai album live pertama di dunia. Walaupun sudah pernah ada yang merekam full album secara live seperti “Greateful Dead” dan “Blues Traveler”, namun band tersebut tidak merekam nya di atas panggung seperti yang dilakukan SLANK.

Untuk pematangan konsep pun, SLANK tidak ragu dan malu untuk menyewa sebuah studio ketika SLANK berada di kota tempat mereka akan show..Bonus dari album ini adalah sebuah poster dan masker berlogo peace yang di design oleh seorang Slanker. Tahun 2004 ini juga SLANK mewakili Indonesia untuk tampil di acara “MTV Asia Aid” di Thailand dan membawakan sebuah lagu yang diambil dari album “Satu-Satu” yaitu “Karikatur”. Selain SLANK, musisi lain yang tampil di event tersebut antara lain Simple Plan, Rain, Siti Nurhaliza, Namie Amuro, Jay Chou, dan Hoobastank.
Di akhir tahun 2004, lagi-lagi SLANK merilis sebuah album baru. “P.L.U.R”. PLUR adalah singkatan dari kata “Peace, Love, Unity, Respect”, sebuah semboyan baru SLANK. Album ini mengandalkan ”Ku Tak Bisa”, “Biru”, dan lagu “Juwita Malam” yang merupakan lagu lawas ciptaan Ismail Marzuki. Lagu Juwita Malam dan Biru masuk dalam soundtrack film ”Banyu Biru”. Bonus album ini adalah sebuat sticker dan poster kalender. Dan album ini, di akhir tahun 2005 menurut majalah ”GitarPlus” masuk sebagai album gitar rock terbaik tahun tersebut bersama dengan Gigi, Edane, dan Netral. Alasannya adalah permainan gitar Abdee dan Ridho yang cenderung blues dan rock ‘n roll menyaru ke permainan gitar rock modern.

Akhir tahun 2004 Indonesia menangis. Terjadi bencana Tsunami di Aceh. Bencana Aceh tersebut lantas dijadikan destinasi oleh SLANK untuk mengumpulkan dana dan memberikan sumbangan di tengah-tengah promo album P.L.U.R tersebut. Akhirnya di awal tahun 2005, SLANK dan Iwan Fals diajak oleh ”Deteksi Production” untuk menggelar konser di 27 Kota Indonesia yang diberi judul “Bersatu Dalam Damai”. SLANK dan Iwan Fals berhasil mengumpulkan total Rp. 2,9 Milyar yang akan disumbangkan untuk korban bencana alam Tsunami di Aceh dan sekitarnya. Target dari Deteksi dan A Mild adalah Rp. 3 Milyar sehingga angka tersebut di bulatkan menjadi Rp. 3 Milyar yang di sumbangkan ke Aceh.
Tahun 2005, SLANK didaulat oleh MTV Indonesia menjadi Icon dari MTV. Saat itu SLANK berhasil mengalahkan saingan lainya diantaranya Dewa dan Chrisye. Malam penganugerahan gelar tersebut diselenggarakan di TMII Jakarta dan musisi yang hadir di situ membawakan lagu SLANK. Di tahun 2005 ini pula lah SLANK untuk pertama kalinya show di Korea Selatan.

Pada tanggal 7 Oktober 2005, SLANK bermain di kota Gwangju. ”The May 18 Memorial Foundation” yang mengundang SLANK untuk tampil dalam acara yang diberi judul ”Echo of Music Concer”t. SLANK membawakan dua buah lagu yaitu ”Bang Bang Tut” dan ”Virus (English Version)”. Dalam konser ini, SLANK juga bertemu kembali dengan ”Yoon Band”, musisi Korea yang pernah berkolaborasi dengan SLANK dan menghasilkan sebuah lagu yang masuk ke dalam album mereka masing-masing.
Di penghujung tahun 2005, SLANK kembali merilis sebuah album studio ke 14 nya yang diberi titel ”Slankissme”. Slankissme sendiri adalah sebuah ambigu kalimat dari ”Slank Kiss Me, Slank Is Me, dan Slankisme”. Bimbim menyebut bahwa ada ”13 Ajaran Nggak Sempurna” dari Slankissme, dan itu harus diketahui oleh para Slanker, agar mengerti dan menjalani nya. Kenapa, karena memang kesempurnaan hanya milik Tuhan. Begitu kata Bimbim. Single dari album ini adalah SBY, singkatan dari ”Sosial Betawi Yoi”, dan dua tembang ballad nya, ”Gak Ada 2nya” dan ”Yang Manis”. Bonus dari album ini adalah poster SLANKISSME jumbo.
Di awal tahun 2006, SLANK berangkat ke Jepang untuk konser disana. Konser pada tanggal 2 Januari itu bertujuan untuk acara ”Charity for Sumatra”. Tahun 2006 ini bisa dibilang tahun tersibuk SLANK, karena di tahun ini, selain promo album Slankissme, SLANK juga menjalani tour di beberapa kota di Jawa Barat dan Banten dalam rangka konser ”Ngedjinggo Bareng Slank” plus melakukan kegiatan bhakti sosial, lalu merilis ”Album Slank Since 1983” di Malaysia dan promo di negara tersebut. Bukan hanya itu, SLANK juga mampir ke Amerika untuk mengisi acara di 5 tempat live house di beberapa kota di Amerika. SLANK di undang oleh para mahasiswa di sana.

Hal itu dijadikan kesempatan untuk membawa CD demo album SLANK yang telah di translate ke bahasa Inggris agar albumnya bisa rilis di luar negeri dan go international. Untuk itulah SLANK gencar mencari cara dan usaha agar bisa terbang dan bermain di sana. Kesempatan emas itu pun hadir tatkala SLANK mengundang dua produser di konser mereka. Satu dari Amerika dan satu dari Kanada. ”Blues Saraceno”, mantan gitaris group band ”Poison” yang juga guru gitar Ridho ketika menuntut ilmu di Musician Institute, Hollywood, hadir sebagai produser yang ingin melihat aksi SLANK. Dan satu lagi seorang produser dari Kanada yang juga hadir bersama vokalis dari group Crowned King, Shawn Frank, yang pernah berkolaborasi dengan Slank ketika konser Soundrenaline tahun 2005 di Bali turut serta hadir jauh-jauh dari Kanada. Mereka berdua tertarik dan akhirnya Slank lebih memilih Blues Saraceno.

Alasan SLANK ingin berkarier di luar negeri karena mereka telah jenuh, dalam artian, hampir semuanya sudah pernah di raih oleh SLANK di Indonesia. Makanya, Amerika dan dunia lah tujuan berikutnya. SLANK ingin kembali menjadi underground, yang belum dikenal oleh siapa-siapa. Inilah pertama kalinya SLANK ke Amerika. Ketika di Las Vegas, Bimbim sempat membuat sebuah lagu yang hasilnya ada di album berikutnya dari SLANK.
Tahun 2007 SLANK kembali mengeluarkan album dengan titel ”Slow But Sure”. Inilah album yang bisa dibilang ”jawaban” dari para pendengar musik terutama Slanker karena banyak sekali yang meminta Slank untuk bermain akustik/unplugged. Di album ini, SLANK bermain sangat sederhana. Tidak ada bunyi bising. Yang ada hanyalah suara-suara bersahabat dari perkusi, gitar akustik, dan selingan harmonika. Satu lagu yang diciptakan oleh Bimbim di Las Vegas pada tahun 2006 yang dimasukan ke album ini yaitu ”Sin City”. Kemudian ada lagu ”My Scooter Love” yag diciptakan oleh Kaka. Ada juga lagu berjudul ”Lapindo” yang mengkritisisasi semburan lumpur Lapindo di Sidoarjo. Dan ada sebuah hidden track di lagu ini berjudul “Lilo”. Lagu ini tidak terdapat di album tersebut tapi liriknya terdapat di booklet album. Lagu ini bisa didapat bila membeli software game “Lilo”. Single di lagu ini adalah “Cinta?”, “Slalu Begitu”, dan “Sejak Kau Benci”. Bonus dari album ini adalah sebuah celana boxer.
Tahun 2007, SLANK mendapat kesempatan untuk mengisi original soundtrack dari film “Get Married”. Album OST. Get Married sendiri berisi 2 lagu baru, “Pandangan Pertama” (lagu lawas milik A. Rafiq) yang diaransemen ulang oleh SLANK dan dinyanyikan bersama “Nirina Zubir”, salah satu pemain film Get Married. Kemudian 1 lagu baru lagi berjudul “Kuil Cinta” ditambah 8 lagu lama yang diambil dari beberapa album SLANK.
Masih di tahun 2007, SLANK kemudian meraih hasil dari CD demo yang dibawa ke Amerika tahun 2006. Blues Saraceno bersedia untuk menjadi produser SLANK untuk perilisan album internasional pertamanya. Rekaman SLANK di Studio “City Sound” dimulai. Ada sepuluh lagu yang disertakan dalam album ini.

Blues Saraceno yang juga mantan guru gitar Ridho memberi banyak sekali masukan dan ide nya kepada SLANK. Selesai rekaman album barunya di Amerika, SLANK kemudian pulang ke Indonesia. Di Indonesia sendiri, SLANK berkenalan dengan musisi dari Jepang bernama “The Big Hip”. The Big Hip yang tinggal menyisakan dua orang personil tersisa (Mikio Shirai/Keybord, dan Tetsuya Kajiwara/Drum) melakukan jamming di Potlot bersama SLANK dan mereka sepakat untuk membuat sebuah album kolaborasi. Proses rekaman segera berlangsung di Parah Studio antara 30 Oktober-2 November 2007 dengan 12 lagu yang bermayoritas nada cinta SLANK sebagai bagian sumbangsih dan dedikasi mereka kepada musik yang mendunia. Awal tahun 2008 album kolaborasi “Slank-The Big Hip” dilepas di pasar musik Indonesia. Lagu “Seperti Para Koruptor” dan “Kilav” menjadi single andalan, selain beberapa lagu berbahasa Jepang yang diciptakan bersama dengan The Big Hip, seperti “Sora (Halilintar)”, “Yumede Areba II (Semoga Ini Mimpi)”, “Utaga Utaidasu (Lagu Mulai Bernyanyi)” dan “Yuwaku (Godaan)”.
September 2008, SLANK kembali ke Amerika untuk merampungkan konsep album internasional mereka yang sebelumnya sudah direkam bareng Blues Saraceno. Setelah semua konsep matang, pada tanggal 30 September 2008 album bertitel “Anthem For The Broken Hearted” resmi diluncurkan di Amerika.

Ada 10 lagu berbahasa Inggris dalam album tersebut. Berisi 5 lagu lawas yang ditranslate ke dalam bahasa Inggris, yaitu “Devil In U (Gara-gara Kamu), “Caricature (Karikatur)”, “I Miss U But I Hate U”, “Virus”, dan “Too Sweet To Forget (Terlalu Manis)”, serta 5 buah lagu baru, yaitu “Do Something”, “Drug Me Up”, “Love Curse”, “Since You’ve Been Gone”, dan “Wake Up Tonight”.
Setelah meluncurkan album baru tersebut, SLANK kemudian melakukan tour promo di kota-kota di Amerika, dimulai dari Los Angeles (25 Oktober), kemudian di Chico California (12 November) lanjut ke Nevada (13 November) dan Hollywood (20 November). Di Indonesia sendiri album “Anthem For The Broken Hearted” dikeluarkan pada awal 2009, dengan bonus sebuah kaos berlogo album baru tersebut. Di mulai dari sini konsep penjualan album pun mulai dirubah. Bimbim menyebutnya SLANK nggak jualan album lagi, akan tetapi jualan kaos dengan bonus sebuah album. Sebuah trik pemasaran untuk memerangi pembajakan.
Desember 2008, bertepatan dengan hari ulang tahun yang ke-25, SLANK bekerjasama dengan ”Esia” meluncurkan ”Hape Esia Slank” yang ditujukan kepada para Slankers. Peluncuran HP ini merupakan suatu kolaborasi dari operator telekomunikasi dan group band yang belum pernah dilakukan di Indonesia.
Setelah sukses melepas album baru berbahasa Inggris sekaligus bekerjasama dengan operator telekomunikasi dalam meluncurkan produk HP, di tahun 2009 SLANK mulai menjajal dunia akting. SLANK bikin film dengan judul “Generasi Biru”. Film Generasi Biru adalah sebuah film musikal tanpa dialog sebagai persembahan 25 tahun perjalanan musik SLANK, hasil kolaborasi tiga orang sutradara Garin Nugroho, John De Rantau dan Dosy Omar.

Ide kreatifnya dibuat oleh Garin Nugroho yang terinspirasi dari lagu-lagu karya SLANK selama 25 tahun sejak 1983-2008. Peluncuran film ini juga dibarengi dengan peluncuran album OST. Generasi Biru yang berisi 2 lagu baru berjudul “Slank Dance” dan “Monogami”. 13 lagu sisanya diambil dari album lama dengan komposisi 2 lagu live (“Indonesiakan Una” dan “Mars Slankers”) serta “Cekal” yang di remake ulang.
September 2009, SLANK kembali merilis album original soundtrack untuk film ”Get Married 2”. Dua lagu baru kembali dimasukkan, “Plis” featuring Nirina Zubir, dan “Cinta Kia”, 10 lagu sisanya kembali diambil dari album lama.

Akhir tahun 2009 ini juga dianggap sebagai tahun terberat bagi SLANK. Beberapa rencana konser terpaksa dibatalkan karena sulitnya mendapatkan ijin dari pihak berwajib. Bahkan rencana pagelaran konser peringatan ulang tahun ke-26 pun yang semula akan digelar di PRJ Jakarta, lagi-lagi harus batal karena masalah perijinan. Faktor keamanan menjadi alasan, hal ini berlangsung hingga awal 2010. Dalam kondisi ”pencekalan” manggung ini, SLANK akhirnya memutuskan untuk lebih konsentrasi menyiapkan album baru.
Juni 2010, SLANK meluncurkan album teranyar mereka yang bertitel ”Jurus Tandur No.18”.

”Jurus Tandur” adalah singkatan dari ”Maju Terus Pantang Mundur”. Sedangkan ”No. 18” adalah pertanda bahwa album ini merupakan album ke-18. Ada 17 buah lagu yang diramu dalam album Jurus Tandur ini. Salah satunya lagu berjudul ”Kukejar dan Kutangkap Kau (KKK)”, dimana dalam lagu ini SLANK menggaet artis ”Fahrani” yang notabene tidak punya latar belakang sebagai penyanyi. Selain itu ada lagu ”Krisis Air”, dimana disela-sela lagunya tersisip sebuah puisi yang dibacakan oleh artis ”Nadine Chandrawinata”. Benar-benar suatu bentuk kolaborasi yang dahsyat. Lagu ”Jurus Tandur”, ”Biar Happy”, ”Menyakitimu”, ”Cemburu.Com” menjadi single andalan, selain 13 lagu lainnya. Bonus dari album ini adalah sebuah t-shirt.
Selain merilis album Jurus Tandur dalam bentuk kaset dan CD, SLANK juga meluncurkan dalam bentuk gadget. ”Nexian”, sebuah produsen gadget terkenal bekerja sama bersama SLANK meluncurkan ”HP Nexian Slank NX-G503”, dimana dalam HP tersebut terdapat mini album dari Jurus Tandur. Bahkan peluncuran album SLANK kali ini telah memecahkan ”Rekor MURI” mengenai album pertama yang diluncurkan melalui media handphone. Juga Nexian lah yang menjadi produsen HP pertama yang mengeluarkan HP sebagai media album musik.
Tahun 2010 menjadi tahun kebangkitan SLANK. Setelah mengeluarkan album baru, masalah perijinan konser pun sudah mulai gampang. SLANK kembali naik panggung menyapa para Slankers. Bahkan, pada tanggal 21 Oktober 2010, bertempat di ”Pusat Perfilman Haji Usmar Ismail”, ”Rumah Pohon Indonesia” dan ”Djarum Super” menghadirkan film ”Metamorfoblus” kepada media untuk pertama kalinya.

“Metamorfoblus” adalah sebuah film dokumenter yang membahas kehidupan beberapa Slankers yang sangat dipengaruhi oleh SLANK itu sendiri. Film ini disutradarai oleh Dosy Amar yang dahulu juga turut menyutradarai “Generasi Biru”. Melihat pengaruh SLANK dalam kehidupan Slankers dan bagaimana Slankers menginterpretasikan lirik dari setiap lagu SLANK dari sudut pandang mereka adalah sesuatu yang unik dan berbeda. Namun, itu bukanlah satu-satunya yang unik dari film dokumenter ini.

Dengan band ikonik seperti SLANK, film ini ternyata tidak dirilis ke jaringan bioskop komersil seperti film-film lainnya. Dalam gerakan bioskop alternatif ini, “Metamorfoblus” akan bergerilya ke tempat-tempat yang relatif layak sehingga pembuat film dan penonton film dapat bertemu dalam sebuah peristiwa bernama pemutaran film. Tujuannya adalah memberikan jembatan yang jauh lebih lebar, antara para pembuat film dan para penonton film, sehingga bisa diapresiasi sebagai sebuah karya seni dan sebuah hiburan yang bisa menghasilkan nilai-nilai ekonomi.
Desember 2010, dalam rangka ulang tahun SLANK yang ke-27, Nexian kembali mengeluarkan handphone terbarunya yang bertemakan “Nexian-Slank 27th Anniversary”. Tidak jauh dari yang pertama, handphone ini mempunyai banyak fitur-fitur yang membuat para Slankers lebih dekat dengan SLANK.
27 tahun sudah SLANK hidup dalam dinamika musik Indonesia. Sebuah perjalanan metamorfosis yang sangat panjang. SLANK akan tetap terus berkarya, SLANK akan tetap menyuarakan suara-suara minor dari sekeliling mereka, SLANK akan tetap tampil apa adanya, dan SLANK akan tetap berteriak Peace, Love, Unity, Respect..!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar